Faisol Riza Dukung Pengembangan Industri Mobil Listrik Indonesia-Korea Selatan

17-11-2020 / KOMISI VI
Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza saat bertukar cideramata dengan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Taesung di Gedung Nusantara, Selasa (17/11/2020). Foto : Azka/Man

 

Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza mengajak Duta Besar Korea Selatan Park Taesung untuk meningkatkan kerja sama perdagangan, di bidang investasi dan pengembangan industri kendaraan listrik. Menurutnya, Indonesia berpotensi menjadi salah satu produsen mobil listrik dunia. Selain itu, pengembangan mobil industri adalah komitmen Indonesia dalam mengembangkan teknologi transportasi yang ramah lingkungan.

 

"Di kesempatan yang bagus ini kami membahas dengan Dubes Korea selain soal pandemi juga soal investasi Korea di masa akan datang, misalnya investasi korea di kendaraan listrik dan industri baterai. Mudah - mudahan ini menjadi alternatif kita bentuk mengembangkan industri mobil listrik dan baterai," kata Faisol usai menerima kunjungan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Park Taesung di Gedung Nusantara, Selasa (17/11/2020). 

 

Ia menuturkan upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 membutuhkan support dari semua sektor, termasuk dibutuhkan dukungan dari sisi investasi maupun ekspor impor. "Kami optimis perdagangan Indonesia bisa diperluas, kami juga mengalami resesi. Namun kami berharap di awal 2021 ada rebound supaya pertumbuhan ekonomi lebih baik, semua kembali seperti semula. Kita percaya investasi yang dilakukan Hyundai dan perusahaan Korea lainnya bisa membantu perekonomian Indonesia," terangnya.

 

Faisol menambahkan DPR RI bersama pemerintah telah mengesahkan Omnibus Law UU Cipta Kerja untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif sekaligus memberikan kepastian hukum. Menurutnya,  dengan disahkannya UU tersebut para investor dari negeri ginseng itu bisa kembali berinvestasi di Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia dan Korea Selatan sedang menunggu tindak lanjut implementasi Indonesia - Korea Comprehensif Economic Partnership Agreement (IK - CEPA).

 

Di tengah tekanan terhadap ekonomi dunia, Indonesia justru ingin keluar dengan berbagai macam formula. Salah satunya memberikan kesempatan untuk ruang dan mempermudah investasi agar tidak kalah bersaing di negara Asean lainnya.

 

“Kita tahu investor Korea banyak dan ada di semua lini sektor, karena hadirnya UU ini para investor khususnya dari Korea bisa melihat ini sebagai bentuk kerja sama di masa mendatang,” ucap Politisi Fraksi PKB ini. Diharapkan investasi tersebut juga akan berkontribusi positif terhadap perkembangan industri mobil listrik dengan menjadi pemasok ke pasar-pasar utama, khususnya di kawasan ASEAN.

 

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak juga membahas penanganan Covid-19 di masing-masing negara. Faisol mengatakan, Indonesia belajar banyak dari keberhasilan Korea Selatan dalam penanganan Covid-19. "Kita sepakat bersama-sama bahwa penanganan pandemi ini bukan perkara mudah dan harus simultan untuk diselesaikan bersama dengan negara sahabat. Kita saksikan juga bahwa di awal pandemi, pemerintah Korea Selatan sudah menaruh perhatian besar berupa bantuan kepada Indonesia," terangnya.

 

Sementara itu Dubes Park Taesung menyampaikan, pandemi harus diselesaikan dengan kerja sama yang kuat bukan hanya beberapa negara melainkan semua negara. Bagi Korea Selatan, Indonesia sudah seperti saudara kandung, karenanya dibutuhkan kerja sama berkesinambungan untuk menangani pandemi dan ancaman resesi global.

 

"Saya akan berusaha mendorong investor Korea masuk ke Indonesia lagi. Hubungan Indo-Korea bukan mitra strategis biasa tetapi khusus. Oleh karena itu seperti saudara kandung, bapak juga tadi mengatakan pada awal pandemi Korea memberikan donasi. Sama seperti teman sejati yang membantu pada saat sulit,  saya harap investasi juga sama sebab investasi di masa sulit benar-benar berharga," katanya. (ann/es)

BERITA TERKAIT
Asep Wahyuwijaya Sepakat Perampingan BUMN Demi Bangun Iklim Bisnis Produktif
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berencana akan melakukan rasionalisasi BUMN pada tahun 2025. Salah...
147 Aset Senilai Rp3,32 T Raib, Komisi VI Segera Panggil Pimpinan ID FOOD
09-01-2025 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkapkan raibnya 147 aset BUMN ID Food senilai Rp3,32 triliun. Menanggapi laporan tersebut,...
Herman Khaeron: Kebijakan Kenaikan PPN Difokuskan untuk Barang Mewah dan Pro-Rakyat
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen akan mulai berlaku per 1 Januari 2025. Keputusan ini...
Herman Khaeron: Kebijakan PPN 12 Persen Harus Sejalan dengan Perlindungan Masyarakat Rentan
24-12-2024 / KOMISI VI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Herman Khaeron menyoroti pentingnya keberimbangan dalam implementasi kebijakan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai...